Kamis, Desember 10, 2009

What done.. and what should be done..

Sudah 2 minggu dari kepulangan mencari data di Medan. Seharusnya sudah mulai menulis, tapi sepertinya malas ini terperangkap dan tak mau pergi dari otak. Buku full color setebal 600 halaman dan dicetak di kertas lux berjudulkan "Geographical Infromation System", niatnya dibaca dan diterjemahin sebagai bahan BAB II. Tapi niat tinggallah niat, sudah 3 hari si buku tergeletak tak tersentuh di atas kasur, sebenarnya sengaja ditaro di atas kasur sebagai motivasi dan menyinggung diri sendiri supayak dibaca pas bangun tidur dan sebelum tidur. Jadi pekerjaan saya 2 minggu ini ngapain ya ? Rasanya kebanyakan buang2 waktu. Kemarin saja baru unduh e-book dari internet (wtf am i thinking ?), kalo ditambah2 e-booknya bisa nyampe 3 Giga. Nah, jadi kerjaan saya, karena niat membeli buku gak kesampean, yah baca novel - novel itu.
"Just one more book..then i'll start to write.." That's what i kept telling myself. Sampai sekarang..? 5 buku e-book novel fiksi terbaca, belum satu halaman non-fiksi tertulis. I don't know, just not enough motivation that tell me to write.

Maybe tomorrow, for now i'll finish just one more unfinished book.. >.<

Read more...

Minggu, November 15, 2009

Masih.. Di Medan


View Larger Map

Perkiraan meleset, prediksi awal dalam 30 hari sudah beres semua pekerjaan. Ternyata, masih belum sempurna. Targetnya sebelum kepala BAPPEDA Medan berangkat haji, pekerjaan sudah kelar, tapi sudah seminggu kepala BAPPEDA berangkat pekerjaan belum juga beres. Kemarin dosen pembimbing datang ke Medan, niatnya mau ke wilayah Asahan untuk menyelesaikan urusan administrasi di sana jadi sekalian mampir, menjenguk kami ini yang sedang TA di Medan. Ternyata masih ada beberapa peta yang harus ditampilkan. Padahal, niatnya tanggal 18 sudah bisa bertolak ke Bandung kembali. Yeah, i wish.. :p Mungkin diundur untuk satu atau dua minggu lagi. Yah, mudah2an saja cukup seminggu lagi.

Read more...

Senin, Oktober 26, 2009

One difficulty at a time

Kembali merumput di tempat yang sama. Masih sama seperti yang kutinggalkan satu bulan yang lalu. Kursi biru usang, tempat aku biasanya menghempaskan diriku sesaat aku datang, masih tetap usang. Bau tembakau yang menyengat, masih tetap menyengat . Sapaan - sapaan para pegawai, masih tetap ramah. Akhirnya kembali juga aku ke sini, ruangan kecil di pojok kantor yang seharusnya berfungsi menjadi ruang rapat kecil, semenjak aku ke sini disulap menjadi sebuah ruangan bekerja yang cukup unuk menampung empat orang pekerja dan dua komputer, dua laptop, dan satu server di atas mejanya. Jam 8 tepat, kopi susu dan roti cokelat sudah terhidang di atas meja, satu batang tembaku melengkapi segalanya. Permulaan yang sangat baik untuk mulai bekerja. Ya aku tau, aku bukan pekerja keras, jadi minimal kondisi awal seperti ini membuatku mau bekerja semaksimal mungkin, even though my best won't be good enough. :)
Langkah - langkah sudah dipersiapkan semenjak di Bandung, kalau dilihat dari plan di Bandung seperitnya mudah dilaksanakan. Presentasi, ambil data, bekerja dengan data, lalu pulang ke Bandung. Tapi sepertinya tidak bisa demikian, sampai saat ini pun belum melakukan presentasi, jadi pengambilan data dilakukan dengan bertanya - tanya seadanya. Yah, berhubung pekerjaan aku adalah pengimplimentasian yang mana konsepnya temanku yang buat, jadi harus menunggu sampai konsepnya matang baru kemudian diimplementasikan. Kenyataan kedua, pembuatan konsep tidak secepat dan semudah yang dibayangkan, dengan bertanya ke sini dan ke situ pun masih harus banyak yang harus dipikirkan demi mematangkan konsep. Yah, selagi masih mematangkan konsep aku gunakan waktu untuk berlatih pengimplemantasian dengan pMapper.

One difficulty at a time, first thing first..

Read more...

Kamis, Oktober 22, 2009

Jurnal Medan (Again) : Unfamiliar Ceiling

Masih berat mata ini, tapi suara hiruk pikuk dan kebisingan di luar tak henti - hentinya berusaha menbangunkan diriku yang masih ingin terus terlelap. Dan akhirnya, aku kalah telak dan menyerah kepada keadaan. Kubuka mata ini, dan aku disambut oleh langit - langit putih tanpa dekorasi tanpa motif, sepersekian detik aku pertanyakan dimana langit - langit coklat berhiaskan motif kayu berlintang 45 derajat yang biasanya menyambutku pada saat aku bangun ? Ah, ternyata aku belum terharmoni dengan keadaan sekitar, memang butuh waktu beberapa hari lagi untuk bisa berselaras dan bersenada dengan lingkungan baru. Kutatap sumber cahaya dari jendela yang persis di sebelah tempat tadi aku tidur, mendung ternyata. Jam berapa kira - kira ini ? Melihat dari cahaya matahari dan arah jatuhnya bayangan, sepertinya sih jam 8 atau jam 9an. Kuambil jam untuk memastikan waktu, jam 11 ternyata.. Pas juga waktu tidurku ini, 8 jam..

Penasaran dengan kebisingan di luar, aku keluar sekalian melihat keadaan meja makan. Ternyata sumber kebisingannya dari tukang - tukang yang memperbaiki jalan , supaya baik jalannya (Kaya Lagu Delman). Lantai garasi di depan rumah om-ku ini memang sudah lepas - lepas dari tanah karena memang dibuat dari batu - batu yang ditempelkan ke tanah, jadi harus selalu diperbaiki secara periodik. Dan om-ku ini mau menumbuhkan rumput di antara batu - batu yang dijadikan lantai menuju garasi itu, supaya nantinya lantai menuju garasi itu akan dijadikan rumput. Dia juga pernah menceritakan, kalau rumput yang akan ditanam adalah rumput gajah, karena rumput Swiss tidak bisa tumbuh kalau tergeleng - geleng mobil. Karena tidak mengerti masalah rumput dan jenisnya, aku melihat ke lantai garasi agar terlihat tertarik dengan rumput yang akan ditanam di lantai garasi. Memang sedikit unik om-ku ini.
Malam minggu di Medan, tadinya berniat untuk ke kantor Bappeda sekalian silaturahmi, namun karena Kepala Bappedanya sedang ke luar kota jadi malam minggu ini bisa dijadikan waktu lowong untuk keliling Medan, sekalian dalam rangka mengharmonisasikan diri kembali di Medan. Agar bisa terpenuhi misi penting ini, si Yudha pun mengajak adik temannya yang punya alat transportasi darat 4 roda. Alhasil menjadi malam minggu pertama di Medan yang benar - benar dapat dikatakan sebagai malam minggu, Sun Plaza - USU - Merdeka Walk - Medan Fair, pulang sampai rumah keletihan jam 10 malam. Har minggu mungkin tidak bisa berkeliling lagi, karena harus mulai persiapan untuk kembali ke Kantor BAPPEDA.
At last at least mission accomplished! :D

Read more...

Rabu, Oktober 21, 2009

Journal Medan (Again)


Sebulan lebih kami tidak menapakkan kaki di kota ini.  Langkah pertama di kota ini dimulai dengan nada air dari langkah kaki ketika berjalan menapaki permukaan aspal Polonia.  Ternyata malam pertama di kota ini diberkahi dengan hujan, hujan lebat dan berpetir.  Memang terasa guncangan pada saat terjadi di udara, tapi untungnya pendaratan dilakukan dengan baik bahkan mendekati sempurna.  Kata seorang teman saya “hujan membawa berkah” tapi sepertinya sudah gak berlaku untuk kota – kota besat.  Pengalaman saya hidup di kota besar, hujan membawa dua hal, macet dan banjir.  Terkecuali untuk orang yang beropini bahwa macet dan banjir adalah berkah, maka menurut saya opini hujan membawa berkah sudah tidak berdasarkan lagi (red-invalid). Hujan yang lebat dan petir yang dasyhat membuat kami terbirit - birit mecari perlindungan terdekat, dengan sigap kami lari menuju ruangan bandara.  Di sana sudah menunggu satu orang utusan dari ‘kediaman’, figurnya kekar dan tinggi, orang terakhir dalam daftar ‘orang yang cari ribut.  Tetapi begitu diminta untuk mengambil troley untuk bawaan barang kami, dalam waktu 2 menit dia sudah siap dengnan troley, padahal troley di Polonia bisa tergolong barang langka gara- gara sudah dibooking oleh courier – courier bandara.  Hebat, patut diacungkan dua jempol memang didikkan TNI. 

 


Suasana kota Medan malam hari, tidak membuat rindu memang, namun berbeda dengan kota Bandung jadi membuat saya selalu tertarik.  Malam jam 7, kota Metropoloitan ke 3 Indonesia ini sudah tampak lengang dan gelap.  Namun suasana malam ini sedikit berbeda, hujan yang membasahi jalanan kota Medan memantulkan cahaya dan nuansa lebih, membuat perjalanan 10 menit dari Polonia ke kediaman menjadi sangat tidak terasa, setangah hati rasanya turun dan meninggalkan suasana yang unik tadi.

Om saya menjemput saya dari kediaman Sudirman, senyum hangatnya yang menyambut kedatangan saya membuat ‘rumah’ baru di kota yang berjarak ratusan kilo dari ‘rumah’ saya yang asli.   Yup, sepertinya selama saya di Medan ini saya tidak akan merasa jauh dari rumah.  Suasana yang hangat dan nyaman ini akan saya jadikan fondasi yang kuat untuk menyelesaikan pekerjaan saya di sini.

Read more...

Minggu, September 06, 2009

Membuka Mata dan Pikiran

Bekerja di instansi pemerintahan, walaupun hanya sebentar, sedikit membuat mengerti apa yang terjadi di dalam suatu sistem, khususnya sistem pemerintahan. Suatu prinsip dan idealis yang dipegang teguh selama ini, bisa - bisa runtuh seketika demi mengikuti sistem yang ada. Bahkan prinsip hiduppun bisa dilengkungkan sebisa mungkin untuk bisa bertahan di sistem. Sangat banyak aturan - aturan tak tertulis yang harus diikuti untuk bisa bertahan di dalam sistem. Orang sering menyebutnya sebagai 'aturan main'. Untuk mendapatkan sesuatu harus melakukan sesuatu. Yah, memang begitulah yang terjadi. Tidak aneh, karena dalam norma kehidupanpun memang seperti itu. Tidak profesional, tentu. Subjektif ? Sangat subjektif!. Sistem yang ada walaupun dibuat sesempurna mungkin, dapat dengan mudahnya dikacaukan bersama oleh yang menjalankannya.
Bukan kritik, bukan juga saran.. Hanya pengungkapan realita..

Are you with me ? If you're not, you're out!

Read more...

Selasa, Agustus 25, 2009

Handuk

Saya pernah dibelikan handuk, warnanya biru. Ukurannya kecil, lebih kecil dari handuk mandi biasa tapi lebih besar sedikit dibandingkan untuk kain untuk mengepel lantai. Semenjak dibelikan handuk ini oleh mama saya, saya klaim handuk ini sabagai handuk lapangan.. Tidak pernah dipakai kecuali di lapangan, tapi akhir2 ini sering dipakai di rumah karena handuk saya untuk biasa mandi sudah compang camping.. Handuk lapangan ini memang dekil, yah namanya juga sering dipakai di lapangan, suka tiba2 dijadikan lap untuk minuman tumpah dan lap untuk ngangkat panci panas. Nah, perjalanan saya ke Medan ini, begitu saya diingatkan untuk membawa handuk, pikiran saya langsung ke handuk kecil warna biru kehitam2an ini, supaya mudah bawanya, travel bag saya sudah cukup penuh oleh baju, laptop, dan titipan untuk om saya di Medan.
Hari ke4 saya di Medan, setelah mandi saya melihat teman saya, Yudha, menjemur handuk di dalam. Halah, masa jemur di dalam ? Kapan keringnya ? Dengan sombongnya, saya menjemur handuk kecil lapangan saya itu di luar, di tempat matahari langsung menyengat dan kebetulan ada jemurn handuk juga di luar ruangan, semakin merasa menang saya dengan kecerdasan saya untuk menjemur handuk di luar. Namun, tak disangka.. Sorenya hujan lebat.. Handuk sayapun basah di luar sendirian.. (*Sigh*) Dan saya baru sadar bahwa handuk saya basah ketika paginya mau mangambil handuk buat mandi..

A little lesson, check the forecast before u dry your wet towel.. Damn..

Read more...

Jumat, Agustus 21, 2009

Journal Medan

Mendarat hari Kamis tanggal 18 Agustus 2009 jam 08.00 WIB dengan pesawat Boeing 737-900 ER-nya Lion Air, pertama kalinya saya menapakkan kaki di kota ke -3 terbesar di Nusantara ini (katanya sih gitu...). Keluar dari pesawat, musuh pertama yang harus ditaklukkan adalah panasnya kota ini!! Pagi hari, panasnya udah kaya gini.. sudah dapat dipastikan siangnya panasnya bukan main.. >.<

Keluar dari airport, dijemput om saya yang kebetulan sudah lama di Medan, jadi pengusaha sukses di Medan. Biasanya orang merantau ke pulau Jawa dan jadi sukses, nah kalo om saya ini merantau dari nyamannya Bandung ke Pulau Sumatra, kemudian merintis usaha dan manjadi pengusaha sukses di Medan ini. Salah satu figur yang saya kagumi.
Hari pertama di Medan Orientasi Sosial, bertemu dosen yang sudah menunggu di Medan ini sekalian bertemu kepala BAPPEDA Medan yang juga alumni Geodesi ITB angkatan 70an, seangkatan dengan salah satu professor GPS di Geodesi ITB. Orang Medan memang suka bercerita (ref : Penceramah khotbah Jum'at, Mesjid Walikota Medan), Kantor Kepala BAPPEDAnya tidak pernah surut tamu, tamu berdatangan satu per satu ke kantornya, kemudian bercerita panjang lebar tentang segala hal mengenai segala hal, dengan logat Medannya. Cerita yang kurang seru-pun terdengar seru kalo sudah ditambahkan bumbu logat Medan. Malam pertama saya di Medan, bermalam di rumah Kepala BAPPEDA Medan. Rumahnya sederhana dan hangat, tidak menampakkan jabatannya tapi sangat menampakkan figurnya.
Hari ke2 di Medan, persiapan dalam rangka membuat SIG dan masih Orientasi Sosial. Dikenalkan dengan orang - orang BAPPEDA yang akan membantu dalam proses pembuatan SIG Medan. Bang Dolly dan Bang Hendra namanya, pagawai Sipil sejak 10 tahun yang lalu sejak lulus SMA, hebat juga orang berdua itu namatin S1 sambil kerja di BAPPEDA. Masih muda, jadi unutk mengakrabkan diri tidak terlalu sulit juga, sepertinya bisa diandalkan dan bisa menjadi anggota tim yang baik. Semoga demikian.
Hari ke 3, Libur Orientasi Spatial. Kami pergi jalan2 ke mall dan "BEC"-nya Medan. Yah.. kalo di BEC kita sangat familiar dengan kata2 "A, Jual HP a".. Nah kalo di Medan, ganti saja A menjadi Bang, "Bang, Cari apa Bang..?" Dengan logat Medan.. hehe.. dan itu berlangsung dari lantai 1 sampai lantai 5.. Gile.. Kuat bener tuh penjaga counter, setiap orang lewat ditawarinnya HP. Salut, mana bulan puasa pula.. Gak kering apa mulut..

Read more...

Senin, Agustus 17, 2009

A Note To Myself Part 2

Apabila ditanya mengenai kesibukkan.. sebenarnya banyak kesibukkan, bahkan terlampau banyak tugas dan kewjiban yang harus diselesaikan secepat mungkin.. Tapi, sepertinya hampa.. Otak dicekoki hal yang sama terus menerus!! Sangat berbahaya bermain terlalu lama di dalam kenyamanan akan kesibukkan ini!  Harus memulai pencarian kegiatan lain di luar kesibukkan ini, anggap lah itu sebagai pelarian dari kegiatan – kegiatan berulang ini.. Sudah saatnya saya membeli buku baru, apa daya dana yang ada belum terkumpul.. (*sigh*) Yah, untuk saat ini, mari kembali ke kenyamanan yang disajikan oleh kesibukkan… :/

Read more...

Sabtu, Agustus 08, 2009

A Note to Myself

Belum banyak yang bisa dibuang ke monitor, soalnya masih banyak kekosongan di brangkas otak.. Terlalu subjektif dan egois untuk membuat opini terhadap hal - hal duniawi, masih banyak yang harus dipelajari sebelum membuang opini untuk disampaikan 


Sempet baca - baca blog orang.. Ada salah satu yang menarik..  Bertanya kepada dunia mengenai eksistensi diri.. 

Dimana kutempatkan diriku di dunia..? Apakah dunia mengubur jiwa ini terlalu dalam sehingga lupa akan tujuannya di sini..? Atau apakah diriku sendiri yang terlena membiarkan diriku terkubur oleh dunia..? 

Haha.. Sedikit pertanyaan pada diri sendiri.. Untuk menggelitik otakku yang menumpul ini.. 

Jadi teringat mimpi2 di waktu kecil.. Begitu tinggi dan sepertinya begitu mudah untuk dicapai.. Sky is the limit! Jiwa masa kecil yang tampaknya sudah lama terkubur karena terlena oleh dunia.. :/   
Maybe one day, i'll recover..  Knowing once more a purpose of 'me' in the world..

Read more...

Sabtu, Juli 04, 2009

Birokrasi Imigrasi

Beberapa waktu lalu pergi ke Kantor Imigrasi kelas 1 Bandung buat bikin paspor, dalam rangka mau jalan - jalan ke luar negeri.. Nah, terbayang - bayang banyaknya tahapan yang harus dilewatin, antrian yang harus ditunggu, roko yang harus dihisap demi 24 lembar izin keluar negeri.. Syaratnya aja udah macem2 : KTP, Kartu Keluarga, Paspor Lama, Akte Kelahiran, dan satu lembar Formulir yang harus diisi dengan huruf cetak dan tinta hitam..  Arrgh, bikin malas..

Tapi ternyata saya dibuat kagum dengan sistem yang dibuat di kantor Imigrasi Bandung ini, semuanya tersusun dan tertata, walaupun tidak rapih tapi teratur.. 
Pertama ngambil nomor antrian buat ngasih syarat - syarat.. Klo syarat - syarat sudah diapprove, ngambil nomor antrian buat bayar biaya paspor, waktu itu kenanya sekitar 200rban.. (zzz...).. Klo udah bayar, ngambil nomor antrian buat difoto dan wawancara, wawancara tragis 5 menit.. :p Then, klo udah beres ngambil nomor antrian buat ambil paspor.. Klo lancar semuanya beres dalam 2 minggu.. ;) Cuma karena saya malas - malasan, jadinya beresnya dalam 2 bulan.. haha.. :D

Ah, tapi sempat curi-curi dengar waktu lagi duduk nungguin dipanggil nomer.. "Wah, klo sama saya bayar 550rb, langsung difoto 2 hari beres.." Ck ck ck.. ini nih yang bikin kacau sistem antrian.. Ah..

Read more...

Jumat, Juli 03, 2009

Sebelum Tidur..

Udah 1 bulan tidak berblog ria..  :)


Beberapa bulan terakhir ini rasanya ko waktu hidup berubah.. Tidur jam 5 pagi, bangun jam 1 siang..  Klo ada kuliah, bangunnya jam 10an atau jam 8an.. Grrr..!!

Aktifitas sebelum tidur :
1.  Ngeroko sebatang
2.  Minum susu
3.  Ngenet
4.  Gunta ganti channel yang ada sekitar 50an channel,  biasanya urutannya ESPN, Star Sport, HBO Signature, HBO, Animax, National Geograhic, terakhir biasanya discovery channel supaya bisa bantu tidur karena acaranya sering membosankan..

 Pola hidup jadi aneh.. Udah mencoba untuk merubah pola tidur dengan gak tidur sama sekali malamnya, tapi tetep aja tidurnya selalu pagi buta..  Ah, harus dihentikan pola hidup gak sehat seperti ini As Soon As Possible, Lebih Cepat Lebih Baeee... ;)

Read more...

Jumat, Juni 05, 2009

Ngubah Layout

Diubah layoutnya.. ada yang protes, katanya terlalu rame jadi pusing mo baca yang mana.. hehe..

Read more...

Senin, Juni 01, 2009

Kafe


Sudah 20 menit rasanya saya menunggu datangnya teman yang tak kunjung datang tanpa alasan.  Menunggu, membuatku duduk termenung sendiri di meja paling pojok mencoba mengasingkan diri dari dunia. Asap tebal mengepul dari hasil nikotin yang kuhisap sesaat lalu, abunya sudah sedikit mengotori taplak indah yang menghiasi meja kafe walaupun tersedia asbak tampaknya abu - abu roko tidak mau terkekang di dalam asbak karena angin memaksanya untuk keluar.    Beberapa saat menatap ke arah langit, menghitung bintang yang sepertinya ditebarkan secara tak teratur.  Ah, apalah arti taplak indah dan bintang ini, semuanya hanya latar belakang. Tidak beresensi, tidak ada artinya, toh esensi datangnya saya kesini untuk bertemu teman.  Selama teman saya belum datang, masih di dalam perjalanan terjebak macet, bannya kempes, sedang ditilang polisi, dan lain lain dan lain lain jadi tidak ada artinya bintang bertebaran di atas dan taplak indah ini tersulam rapi di atas meja.  Meja, taplak, bintang, diriku..? Tampak saling melengkapi, padahal tidak berhubungan sama sekali.. Rasanya semuanya hanya tersimpan di situ untuk menjadi latar belakang yang indah dan dinikmati tanpa mengerti esensi asli darinya.  Memangnya kursi ini untuk duduk ? Memangnya taplak ini untuk menghiasi meja agar tidak ternoda ? Memangnya bintang di langit untuk dihitung jumlahnya sewaktu bosan ? Haha.. Memang tidak ada kebenaran yang mutlak atas segalanya.


Datang seorang perempuan dari sudut luar ruangan, membawa roti bakar dan kopi pesananku.  Ditaruhnya roti bakar dan kopi di atas taplak meja dengan rapi, kemudian dia pergi untuk melayani tamu di meja lain.  Hmm.. apakah kopi dan roti bakar ini nyata..? Atau hanya pikiranku saja yang membuat kopi dan roti bakar ini nyata..? Pikiran yang membuat segalanya menjadi nyata.  Yah, biarkanlah pikiran ini membuat roti bakar menjadi manis dan kopi menjadi pahit walaupun mungkin yang kumakan ini adalah rumput hambar yang melayang - layang di udara.

Kembali ku menghisap nikotin sambil menyeruput kopi panas untuk meredakan dinginnya angin malam.  Kopi panas di malam dingin, kembali menjebak pikiran ini.  Seharusnya aku tidak terjebak dengan memesan kopi panas karena dinginnya malam, karena hanya akan membuatku lebih membuai pikiranku terhadap dunia.  Pikiran ini seharunsnya melayang bebas, tidak terikat apapun.. Tidak terikat masa lalu, tidak terikat masa depan.. Berfikir sebebas - bebasnya, mencoba mendekati kebenaran seutuhnya untuk segelanya dengan pikiran saat ini. 

Aku tersentak, karena mendengar namaku dipanggil. 

"Oi ril.. Sori telat.. Udah pesen ya ? " temanku, mencoba mangalihkan pembicaraan kenapa dia telat dengan membuat sebuah pertanyaan di akhir kalimat.
"Udah.. Roti bakar ama kopi panas.." aku memperlihatkan roti bakar dan kopi yang tinggal setengah.
"Gw udah pesan juga, pasta ama jus jeruk.. Lagi mikir apa lu..? Asik betul, macam plato saja kulihata tampangmu.."

Haha.. Plato..? Bukan.. Bukan Plato.. Nietzhe...

Read more...

Rabu, Mei 27, 2009

Silent Melody

The time proven  for what i have foreseen
unsang melody it will be forever
now let just keep it only as a whisper
hoping its slight breeze could cast the calm

Sound of the unsang melody,
a melody composed through notes of hope
trying to find a soul that listen
soul to rythm with its tune

a silent melody,
surrender to time
for only time that know
will it ever be sounded again...

Read more...

Senin, Mei 25, 2009

Dunia Lain

“Ah, bikin pusing aja ini angka – angka.. Coba dunia ada tanpa angka, haha.. gak mungkin  kali ya.. mengada- ada saja”


Hmm.. nyeletuk, tapi membuat berfikir.. Angka – angka kan jadi pemodelan paling ideal, alat bantu paling mutakhir dalam perekayasaan bumi.. Sudah aja semenjak manusia mulai menghitung berapa kali matahari terbut dalam hidupnya, masih terpakai oleh bangsa Mesir saat membangun pyramid, dan sangat membantu ketika neneku membagi – bagikan hasil beras dari sawahnya ke semua keluarga..  Terperangkap di dalam bidang kartesian, terkurung dalam matriks tak hingga kali tak hingga..
Sebuah sistem yang mapan untuk mengatur kehidupan dunia.. Ah, tidak hanya dunia akhiratpun ditentukan dengan angka pahala.  

“Bersedakahlah, maka akanKu berikan ganjaran 10 kali lipat dari yang kau berikan”. 

Mencoba melihat dari sisi liar lain.. Dunia Tanpa Angka.. Belajar dari historis, menginterpretasikan segela sesuatu ala Plato atau Martin-Heidegger.. Tidak merekayasa planet biru ini, tetapi berevolusi menembus batas kartesian bersamanya.. Mengikatkan diri pada masa lalu untuk bergerak ke masa depan.. Tetapi sepertinya hanya sebuah konsep belaka.. Konsep untuk dunia lain.. ;)


As we always say in this world.. “The number says it all..”

Read more...

Jumat, Mei 08, 2009

Tranquility

 

 

 

 

 

So sad, I crumbled to the ground


Kneeling down was the best of standing up
A one day life was like an eternal of pain and agony
Wish it to be erased and bring me to the tranquil i desire

Long time had my head looking down,


Held down by my guilt
How I wished it would be enough
Just to see how it will never be enough

Here now,
I once again kneel down and pray


asking to give me the tranquil
tranquility i long desire..

Read more...

Sabtu, Mei 02, 2009

5 hari 4 malam..

Kembali ke rutinitas kota setelah 5 hari 4 malam mengumpulkan data di Ciamis.. Banyak hal yang pati akan dirindukan dari kota yang katanya menjadi kota “lintasan” ini.. Alun2 dekat mesjid agung yang menjadi tempat refreshing setelah mundar mandir bulak balik dinas yang  dan juga es kopyor alun-alun yang mendinginkan diri saat temperatur memuncak ke ubun – ubun, udara panas di pagi hari yang bisa membuat tersadar dan terjaga dari mimpi indah, suasana hangat yang ditawarkan penduduk desa, dan last but not least senda gurau teman – teman seperjuangan di sana.  Haha, walaupun kadang – kadang senda guraunya menyayat hati, tapi mungkin hal ini menjadi hal yang dirindukan di kota.
Hari terakhir di sana, sempat mampir ke Pangandaran.  Wah, untungnya tidak lagi musim liburan, jadi terasa sepi dan asri.. Terkhir saya mampir ke pantai Pangandaran, waktu itu terasa penuh dan sesak karena waktu itu memang musim liburan jadi masih sedikit trauma tetapi trauma itu terobati setelah kemarin ke sana dan menikmati indahnya pasir putih dan ramahnya orang – orang di sana, sampai-sampai sedikit tertipu oleh marketing orang sana.. Haha, but it’s a white lie, we enjoy it.. :D
Now, back to reality and back to the city life.. :)

Read more...

Minggu, April 19, 2009

Loteng part 2


Loteng rumah yang menyajikan keleluasaan.. ;-)

Read more...

Hidup di loteng

Musim kaya gini.. gak jelas, siangnya panas malemnya dingin.. Lagi tidur enak, terbangun karena cuaca panas.. Kerasnya kehidupan di loteng rumah..
Mengeluh ke ruang keluarga, “Gila panas banget..”..
dijawabnya “Ah, masa ? Biasa aja… Udah di bawah aja daripada dehidarsi di atas..”


Untuk beberapa saat terbuai dengan sejuknya dan nyamannya ruang keluarga.. hanya satu hal yang kurang didapat di ruang keluarga.. keleluasaan!! terlalu banyak orang yang berkepentingan di ruang keluaga..
“Jangan ngeroko di sini tuh temennya.. Bau!!”
”Eh, ganti channelnya dong..”


“Makan dulu…”, ini sih gpp.. tapi kalo lebih dari 10 kali dalam waktu 5 menit.. males juga..

Kehidupan di loteng memang sedikit berbeda dari pada kehidupan di ruang keluarga.. Perlu sedikit perjuangan lebih untuk hidup di loteng, tahan panas, tahan dingin, tahan nyamuk, tahan debu.. Tapi ya tadi itu, kebebasan!! Kebebasan memang musti dibayar mahal, pantas saja kita berjuang bertahun – tahun demi kebebasan.. :D

Read more...

Sabtu, April 18, 2009

Nyantai


Nyantai dulu d rumah

Read more...

Rabu, April 08, 2009

Ciamis, Kota Pensiun ?

Kotanya bersih.. Penduduknya ramah.. Banyak Taman.. Mesjidnya pas di tengah – tengah kota besar dan asri demi menambahkan kekhusyuan beribdah sepertinya..


Beberapa hari yang lalu saya dan teman – teman yang diberikan ‘amanah’ oleh ITB untuk membuat sebuah Sistem Informasi Spasial di Kecamatan Rajadesa, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat berkaitan dengan tanaman jarak yang bakal dijadikan modal Indonesia untuk program energi alternatif.  Demi menjalankan amanah bangsa dan almamater, berangkatlah 7 orang ke Ciamis untuk survey pendahaluan dan memastikan keberadaan data – data yang ada di dinas.  Kami ditempatkan di desa Sirna Jaya, desa yang menjadi pelopor tanaman jarak dan memiliki misi untuk menularkan 10 desa lainnya di kecamatan Rajadesa untuk menanam tanaman jarak.  Suasana pedesaan memang sangat berbeda dengan kota, rasanya beban yang ada terangkat untuk sejenak.
2 hari satu malam kami keliling – keliling Ciamis, Kantor Kecamatan

è

Kantor Desa

è

KUD

è

BPN

è

Dinas – dinas.  As we planned, we get what we needed.  Nah, satu hal yang sebenernya kami cari selain data, yah biasa lah anak muda nyarinya pemuda (read : pemudi) juga.. Hehehe..

Nah, ternyata satu hal yang kami amati, di Ciamis ini kurang benyak pemudanya.. Katanya sih, karena kota Ciamis ini kota pelintasan jadi banyak pemuda pemudinya ketarik ke kota – kota sekitar, kaya Cirebon ama Tasikmalaya alhasil jadi sepi pemuda.. Pantes aja bersih dan asri ya, soalnya jarang yang buat rusuh.. hahaha..

yah, itu cuma hipotesa sih belum dibuktikan dengan data, jadi cuma opini belaka.. :p

Haha.. kayanya Ciamis ini cocok yah untuk kota pensiun.. Jadi berencana untuk pensiun di Ciamis, jauh dari keramaian dan beban.. :D

Read more...

Sabtu, April 04, 2009

Kenangan Yang Hilang

Baru sadar..  

Gara – gara hard disk rusak dan harus beli baru lagi, semua foto selama liburan saya di Bangka beberapa bulan yang lalu HILANG SEMUA!! Aaargh, ternyata ada bagusnya juga ya upload satu album foto di facebook atau friendster, untuk menimalisir hal – hal seperti itu terjadi..  Satu – satunya foto yang terselamatkan ya foto yang jadi profile picture saya di facebook dan friendster, makanya rasanya sayang merubah profile picture itu soalnya itulah kenangan saya di Bangka satu – satunya.. hiks..


Fotoku satu2nya dari Bangka


Read more...

Menemukan Program Berguna Untuk NgeBlog

Haaa.. Beberapa hari yang lalu dengan sengaja saya mengupdate laptop saya yang pake OS Vista Basic, memang kalo lagi online dengan laptop DELL INSPIRON 6400 saya (wuih.. promosi.. dapet duit nih harusnya dari DELL :p ),  hal yang pertama saya lakukan  ya check update vista, katanya sih supaya lebih aman dan lebih terpantau.. ah, saya sih coba-coba aja namanya juga gratis dan tidak memakan waktu lama..


Nah, pas kemarin ada update yang namanya Windows Live Essential.. Isinya adalah program – program gratis dari microsoft salah satu program yang dikasih dari sana yaitu Windows Live Writer.. Wah, berguna banget untuk ngeblog.. coba cari google, mungkin bagi yang suka ngeblog bakalan suka sama software satu ini.. Bisa nulis blog kaya nulis di Microsoft Word, biasanya yang menjadi salah satu halangan untuk memperindah tulisan di blog memang karena kurang “user friendly” dengan bahasa HTML dan memang males mikirinnya apalagi pas lagi nulis.. Asyik kan, nulis blog tapi kaya nulis di Microsoft Word, bikin tabel sana sini, atur warna font sana sini.. uplod video sana sini.. ah, mantap lah!! Dan unggulnya lagi, tulisan bisa langsung dipublish atau bisa juga disave didraft untuk dipublish di kemudian hari..

 



Hehe.. rasanya post ini banyak banget promosiin perusahaan, dapet duit gak ya..? mudah2an ketengok dan dapet persenan publikasi.. :p (Ngarep dah..)

Read more...

Kamis, April 02, 2009

Jam 1 Malam..

Jam 1 Malam, pengen ngeroko rasanya.. tapi batang terakhir baru saja dihisap habis..

Kalo kata temen saya, butuh isi bahan bakar ini.. 
Jam 1 malam, keluar ke rumah mengendap2 kaya maling.. Soalnya klo ketauan keluar jam sgitu bisa ditanya2 ama nyokap.. masa jawabnya mo beli roko keluar..? bisa diskorsing jadi anak!! hehe..
Buka selot pertama.. berhasil!! 
Buka pintu pager, ini dia yang sedikit sulit.. susah, udah karatan, bebal!! kalo tidak pas perlakuannya untuk membuka gembok pager ini bisa2 bakal menimbulkan suara berdenyit dan nyaring yang berpotensi untuk ngebangunin satu rumah.. yap, hati - hati.. hati - hati.. BERHASIL!! tidak keluar sedikitpun suara.. :D
Keluar pagar.. Hmm, masih terang benderang.. Lampu restoran baru yang namanya Coffee and Beer jaraknya cuma selemparan batu dari saya berdiri masih nyala demi ajang promosi, sama saja dengan lampu neon Transline yang dihiasi bendera2 partai gak jelas..
Jam 1 malem, beli roko dimana jam segini ? warung - warung udah pada tutup.. sebenernya buka, hany saja orang - orang warung jam 1 malem kan udah pada tutup, yang bikin males kan ngebanguninnya.. Supaya praktis ya beli di warung yang 24 jam.. Hmm, klo gak CK ya indomaret.. Sebenernya lebih dekat indomaret, tapi sekalian beli kopi cappuccino maka saya memutuskan untuk ke CK yang lampu neonnya masih bisa terlihat dari tempat saya berdiri.. gak terlalu jauh sekitar 200 meterdari tempat saya berdiri, saya dan teman saya sering 'isi bahan bakar' di situ.. :D
Jam 1 malam, sepi dan dingin.. kalo siang2 jalan depan rumah ini hiruk pikuk gak jelas.. suara motor 2 tax, motor 4 tax, mobil, tukang parkir, tukang sampah yang ngebel, yang pasti semerawut dan berantakan!
Hmm, terbesit di otak, jam seginilah ternyata saya bisa lebih memperhatikan detail akan perubahan yang terjadi di sekitar saya.. Restoran baru, saya baru sadar baru pada saat berdiri di depan pagar.. Sebelah rumah, dulu itu adalah lahan kosong tempat warung "si mba" dulu berjualan sekarang udah jadi markas besar Transline yang selalu bising 24 jam..  
Jam 1 malem, misi saya membeli roko menjadi lebih bermakna.. Memperhatikan perubahan2 yang terjadi di lingkungan ternyata menarik dan sedikit menggelitik, sempat saya ketawa2 sendiri mengingat masa lalu tempat itu..
Yah, perubahan memang tidak akan pernah berhenti.. Dulu, selot pager yang berdiri tegak di depan rumah saya sangat mudah dibuka tapi karena berubah karatan, jadi sulit dan bebal.. Dulu, untuk belanja jam segini adalah hal yang tidak mungkin!! Tapi sekarang, jam segini tenang2 aja ko ada CK ama indomaret..

All I know about changes are, the only thing that won't change in the world is changes itself.. Tinggal menyikapinya, apakah perubahan itu seperti gembok yang berkarat, atau seperti CK dan indomaret.. hehe.. :D

Read more...

Rabu, Maret 18, 2009

Been a while..

Haha.. sudah lama tidak menyentuh blog ini.. Sedikit terlupakan..

I'll try putting again the lost soul to this blog..

Banyak kejadian yang tidak tercatatkan di blog ini, padahal rencananya blog ini mau jadi jurnal kehidupan saya.. What done is done, we'll move on to the brighter future.. Hehe..

Beberapa bulan ini, sulit untuk membuahkan sebuah pemikiran yang jernih dan menuangkannya ke dalam blog. Terlalu banyak distorsi, terlalu banyak input jadi outputnya sulit diungkap. Akan lebih "sreg" rasanya apabila suatu perbuatan dilakukan berdasarkan pemikiran diri sendiri, tetapi seringnya pemikiran ini terbentur dengan pemikiran lain yang kemudian pemikiran yang pertama terbakar menjadi abu dan terbawa angin tak berjejak. Sulit memang klo tindakan yang ada adalah tindakan yang bukan dari pemikiran jernih, tetapi buah dari pemikiran yang terdistorsi oleh faktor - faktor yang menurut saya adalah faktor yang tidak logis dan emosional.

Yah.. kadang-kadang pepatah "Silence is Gold" ada baiknya juga diterapkan, asal pas aja timingnya. Daripada melakukan sesuatu yang menipu hati nurani, lebih baik diam saja.

Read more...

  © Blogger template ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP