Selasa, Agustus 25, 2009

Handuk

Saya pernah dibelikan handuk, warnanya biru. Ukurannya kecil, lebih kecil dari handuk mandi biasa tapi lebih besar sedikit dibandingkan untuk kain untuk mengepel lantai. Semenjak dibelikan handuk ini oleh mama saya, saya klaim handuk ini sabagai handuk lapangan.. Tidak pernah dipakai kecuali di lapangan, tapi akhir2 ini sering dipakai di rumah karena handuk saya untuk biasa mandi sudah compang camping.. Handuk lapangan ini memang dekil, yah namanya juga sering dipakai di lapangan, suka tiba2 dijadikan lap untuk minuman tumpah dan lap untuk ngangkat panci panas. Nah, perjalanan saya ke Medan ini, begitu saya diingatkan untuk membawa handuk, pikiran saya langsung ke handuk kecil warna biru kehitam2an ini, supaya mudah bawanya, travel bag saya sudah cukup penuh oleh baju, laptop, dan titipan untuk om saya di Medan.
Hari ke4 saya di Medan, setelah mandi saya melihat teman saya, Yudha, menjemur handuk di dalam. Halah, masa jemur di dalam ? Kapan keringnya ? Dengan sombongnya, saya menjemur handuk kecil lapangan saya itu di luar, di tempat matahari langsung menyengat dan kebetulan ada jemurn handuk juga di luar ruangan, semakin merasa menang saya dengan kecerdasan saya untuk menjemur handuk di luar. Namun, tak disangka.. Sorenya hujan lebat.. Handuk sayapun basah di luar sendirian.. (*Sigh*) Dan saya baru sadar bahwa handuk saya basah ketika paginya mau mangambil handuk buat mandi..

A little lesson, check the forecast before u dry your wet towel.. Damn..

Read more...

Jumat, Agustus 21, 2009

Journal Medan

Mendarat hari Kamis tanggal 18 Agustus 2009 jam 08.00 WIB dengan pesawat Boeing 737-900 ER-nya Lion Air, pertama kalinya saya menapakkan kaki di kota ke -3 terbesar di Nusantara ini (katanya sih gitu...). Keluar dari pesawat, musuh pertama yang harus ditaklukkan adalah panasnya kota ini!! Pagi hari, panasnya udah kaya gini.. sudah dapat dipastikan siangnya panasnya bukan main.. >.<

Keluar dari airport, dijemput om saya yang kebetulan sudah lama di Medan, jadi pengusaha sukses di Medan. Biasanya orang merantau ke pulau Jawa dan jadi sukses, nah kalo om saya ini merantau dari nyamannya Bandung ke Pulau Sumatra, kemudian merintis usaha dan manjadi pengusaha sukses di Medan ini. Salah satu figur yang saya kagumi.
Hari pertama di Medan Orientasi Sosial, bertemu dosen yang sudah menunggu di Medan ini sekalian bertemu kepala BAPPEDA Medan yang juga alumni Geodesi ITB angkatan 70an, seangkatan dengan salah satu professor GPS di Geodesi ITB. Orang Medan memang suka bercerita (ref : Penceramah khotbah Jum'at, Mesjid Walikota Medan), Kantor Kepala BAPPEDAnya tidak pernah surut tamu, tamu berdatangan satu per satu ke kantornya, kemudian bercerita panjang lebar tentang segala hal mengenai segala hal, dengan logat Medannya. Cerita yang kurang seru-pun terdengar seru kalo sudah ditambahkan bumbu logat Medan. Malam pertama saya di Medan, bermalam di rumah Kepala BAPPEDA Medan. Rumahnya sederhana dan hangat, tidak menampakkan jabatannya tapi sangat menampakkan figurnya.
Hari ke2 di Medan, persiapan dalam rangka membuat SIG dan masih Orientasi Sosial. Dikenalkan dengan orang - orang BAPPEDA yang akan membantu dalam proses pembuatan SIG Medan. Bang Dolly dan Bang Hendra namanya, pagawai Sipil sejak 10 tahun yang lalu sejak lulus SMA, hebat juga orang berdua itu namatin S1 sambil kerja di BAPPEDA. Masih muda, jadi unutk mengakrabkan diri tidak terlalu sulit juga, sepertinya bisa diandalkan dan bisa menjadi anggota tim yang baik. Semoga demikian.
Hari ke 3, Libur Orientasi Spatial. Kami pergi jalan2 ke mall dan "BEC"-nya Medan. Yah.. kalo di BEC kita sangat familiar dengan kata2 "A, Jual HP a".. Nah kalo di Medan, ganti saja A menjadi Bang, "Bang, Cari apa Bang..?" Dengan logat Medan.. hehe.. dan itu berlangsung dari lantai 1 sampai lantai 5.. Gile.. Kuat bener tuh penjaga counter, setiap orang lewat ditawarinnya HP. Salut, mana bulan puasa pula.. Gak kering apa mulut..

Read more...

Senin, Agustus 17, 2009

A Note To Myself Part 2

Apabila ditanya mengenai kesibukkan.. sebenarnya banyak kesibukkan, bahkan terlampau banyak tugas dan kewjiban yang harus diselesaikan secepat mungkin.. Tapi, sepertinya hampa.. Otak dicekoki hal yang sama terus menerus!! Sangat berbahaya bermain terlalu lama di dalam kenyamanan akan kesibukkan ini!  Harus memulai pencarian kegiatan lain di luar kesibukkan ini, anggap lah itu sebagai pelarian dari kegiatan – kegiatan berulang ini.. Sudah saatnya saya membeli buku baru, apa daya dana yang ada belum terkumpul.. (*sigh*) Yah, untuk saat ini, mari kembali ke kenyamanan yang disajikan oleh kesibukkan… :/

Read more...

Sabtu, Agustus 08, 2009

A Note to Myself

Belum banyak yang bisa dibuang ke monitor, soalnya masih banyak kekosongan di brangkas otak.. Terlalu subjektif dan egois untuk membuat opini terhadap hal - hal duniawi, masih banyak yang harus dipelajari sebelum membuang opini untuk disampaikan 


Sempet baca - baca blog orang.. Ada salah satu yang menarik..  Bertanya kepada dunia mengenai eksistensi diri.. 

Dimana kutempatkan diriku di dunia..? Apakah dunia mengubur jiwa ini terlalu dalam sehingga lupa akan tujuannya di sini..? Atau apakah diriku sendiri yang terlena membiarkan diriku terkubur oleh dunia..? 

Haha.. Sedikit pertanyaan pada diri sendiri.. Untuk menggelitik otakku yang menumpul ini.. 

Jadi teringat mimpi2 di waktu kecil.. Begitu tinggi dan sepertinya begitu mudah untuk dicapai.. Sky is the limit! Jiwa masa kecil yang tampaknya sudah lama terkubur karena terlena oleh dunia.. :/   
Maybe one day, i'll recover..  Knowing once more a purpose of 'me' in the world..

Read more...

  © Blogger template ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP